Cattle Tyrant
Cattle Tyrant adalah nama umum untuk burung kecil yang termasuk dalam keluarga Tyrannidae (flycatchers) dan memiliki nama ilmiah Machetornis rixosa. Burung ini berasal dari kawasan tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan terkenal karena perilakunya yang sering terlihat dekat dengan ternak atau hewan besar lainnya, seperti sapi.
Ciri-ciri Umum
Ukuran:
- Panjang tubuh sekitar 18–20 cm, dengan berat rata-rata 30–35 gram.
Penampilan:
- Bulu tubuhnya didominasi warna kuning pada bagian bawah (dada dan perut).
- Bagian atas tubuh (punggung dan sayap) berwarna coklat keabu-abuan.
- Kepala memiliki corak khas berupa mahkota kecil, yang kadang menonjol ketika burung merasa terancam.
Habitat:
- Ditemukan di padang rumput, savana, dan area terbuka yang sering digunakan untuk peternakan.
- Biasanya tersebar di Brasil, Argentina, Uruguay, Paraguay, Bolivia, dan wilayah lain di Amerika Selatan.
Perilaku:
- Burung ini sering terlihat di sekitar ternak, seperti sapi, kuda, atau kerbau, karena mereka memanfaatkan keberadaan hewan-hewan besar tersebut untuk mencari serangga yang terusik oleh aktivitas ternak.
Kebiasaan Makan
- Diet Utama: Serangga dan invertebrata kecil seperti belalang, jangkrik, atau laba-laba.
- Strategi Mencari Makan:
- Mereka mengikuti ternak untuk menangkap serangga yang terbang atau melompat ketika ternak bergerak.
- Burung ini kadang terlihat hinggap di punggung hewan besar untuk mencari kutu atau serangga lainnya.
Fakta Menarik
Nama "Cattle Tyrant":
- Nama ini berasal dari kebiasaan burung ini yang sering berada di sekitar ternak (cattle) dan karakteristiknya sebagai bagian dari keluarga Tyrannidae, yang dikenal sebagai "tyrants" atau pengusir serangga.
Hubungan dengan Ternak:
- Burung ini tidak hanya mendapat manfaat dari ternak untuk mencari makanan tetapi juga membantu ternak dengan memakan parasit yang mengganggu mereka.
Sarang:
- Sarangnya biasanya dibangun di tempat rendah, seperti di celah pohon atau bahkan struktur buatan manusia.
Konservasi
Cattle Tyrant tidak termasuk dalam daftar hewan yang terancam punah. Populasinya stabil karena mereka mudah beradaptasi dengan habitat buatan manusia, terutama di kawasan peternakan. Namun, kerusakan habitat alami dapat berdampak pada keberlangsungan populasinya di beberapa daerah.
Komentar
Posting Komentar